SELAMAT DATANG DI BLOG RESMI PUSKESMAS KEDUNGWARINGIN

Selasa, 09 November 2010

Makan Apel Saat Hamil, Anak Bebas Alergi

Hasil penelitian yang tertuang di American Thoracic Society 2007 International Conference menyebutkan ibu hamil yang mengonsumsi apel dan ikan dapat mengurangi risiko asma atau alergi pada anak dalam kandungannya.
Penelitian SEATON yang dilakukan di Universitas Aberdeen, Inggris, menemukan anak-anak yang ibunya mengonsumsi sejumlah apel lebih kecil risiko mengidap penyakit asma pada usia 5 tahun, dibandingkan dengan ibu yang hanya mengonsumsi sedikit apel.
Anak-anak yang ibunya mengonsumsi ikan satu atau beberapa kali dalam seminggu risiko terkena  eksema lebih kecil daripada ibu yang tidak pernah mengonsumsi ikan sama sekali.
Penelitian tersebut tidak menemukan adanya pengaruh makanan lain termasuk sayur-sayuran, jus buah, jeruk, kiwi, seluruh jenis padi, lemak dari susu atau margarin, atau produk rendah lemak.
Pernah pula dilakukan penelitian terhadap 1.212 anak yang lahir dari para ibu yang diminta mengisi kuesioner tentang bahan makanan yang mereka makan selama masa hamil. Saat anaknya berusia 5 tahun, para ibu ini diminta mengisi kuesioner tentang gejala gangguan pernafasan dan alergi. Pada anak-anak ini juga dilakukan tes fungsi paru-paru dan alergi.
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Saskia Willers, MSc, dari Universitas Utrecht, Belanda, terhadap anak-anak yang sama menemukan bahwa vitamin E dan D, serta seng yang dikonsumsi selama hamil mengurangi risiko mengi dan asma. Bila hasil penelitian terbaru sudah dikonfirmasi, menurut Saskia, "Rekomendasi pola makan saat hamil dapat membantu mencegah asma dan alergi pada masa kanak-kanak."
Saskia pun berkesimpulan, dibanding pola makan anak itu sendiri, pola makan ibu saat hamil lebih mempengaruhi kesehatan pernafasan si anak hingga ia berusia 5 tahun. Namun, masih diperlukan penelitian lebih lanjut terhadap anak-anak ini untuk melihat apakah dampak pola makan ibu ini berkurang ketika si anak bertambah umur, dan apakah pola makan ibu saat hamil, dan apa yang dimakan anak-anak tersebut sekarang berpengaruh dengan bertambahnya usia mereka.
Saskia memperkirakan khasiat apel tersebut berasal dari sifatnya yang antioksidan dan kandungan flavonoid-nya yang dominan. Sedangkan khasiat dari ikan diperoleh dari omega-3-nya yang menurut data lain bermanfaat untuk jantung dan asma.
(KOMPAS.com -  )

Atasi Alergi Si Kecil

Jika musim telah berganti, akan tetapi anak tetap mengalami gejala alergi, kemungkinan ia menderita alergi yang menetap (sepanjang tahun). Penyebabnya adalah alergen di dalam ruangan seperti debu, tungau, jamur, atau bulu hewan peliharaan.
Alergen manakah yang menjadi pemicu? Satu-satunya cara untuk mengetahuinya adalah berkonsultasi dengan dokter. Jelaskan pada dokter tentang gejala-gejala yang dialami si kecil. Berdasarkan pemeriksaan, dokter akan membuat diagnosis, selanjutnya dokter akan merujuk anak untuk menjalani tes alergi.
Nah, jika ternyata si kecil memang terdiagnosis mengalami alergi dalam ruangan, maka sebagai orangtua perlu untuk mengurangi/menghindarkan si kecil terhadap pajanan alergen. Berikut tipnya:
- Secara teratur bersihkan karpet dari debu dengan menggunakan vacuum cleaner, terutama yang menggunakan sistem penyaringan yang tinggi, sehingga membuat udara menjadi bersih dan aman dari kotoran debu.
- Untuk alergi debu atau tungau, hindari penggunaan karpet terutama di dalam kamar anak. Mengapa? karena karpet banyak menyimpan debu. Begitu juga dengan boneka kain atau berbulu. Bersihkan dengan rutin dan sebaiknya tidak disimpan di kamar si kecil. Selain itu, cuci tirai/gorden, juga sprai, selimut dan keset secara berkala.
- Bila memelihara hewan, jangan tempatkan di kamar anak, melainkan di kandang khusus sehingga kontak anak dengan hewan peliharaan tersebut diminimalkan.
- Bila anak mengalami alergi spora jamur, usahakan agar ruangan tidak lembab, jaga kamar si kecil bersih dan kering.
- Selain itu, obat-obatan juga dapat meringankan gejala alergi yaitu golongan dekongestan, antihistamin, dan steroid. Hanya saja, obat-obatan  sebaiknya tidak digunakan dalam jangka panjang.
Nah, jika gejala tidak dapat diatasi dengan pengobatan, dokter mungkin menyarankan membawa anak untuk menjalani immunotherapy guna membantu menurunkan reaksi terhadap alergen. (Nakita/Hilman)  
(Kompas.com -)

Lingkungan Bersih, Alergi Justru Tinggi

Alergi boleh jadi merupakan tolak ukur kemajuan suatu negara. Semakin baik sanitasi suatu lingkungan dan higiene penduduk sehingga infeksi nyaris tidak ada, makin tinggi pula angka kejadian alergi seperti asma.
Alergi merupakan respon sistem daya tahan tubuh secara berlebihan terhadap substansi yang biasanya tidak berbahaya, seperti makanan atau debu. "Penyakit alergi erat kaitannya dengan daya tahan tubuh anak," kata Profesor Sibylle Koletzko, pakar kesehatan anak dari Jerman.
Ia menambahkan, dalam beberapa dekade terakhir ini terjadi peningkatan kasus alergi, seiring dengan penurunan angka penyakit infeksi, seperti TBC atau campak. "Risiko terkena alergi pada anak di daerah perkotaan atau perdesaan sama saja," ujarnya dalam acara media edukasi mengenai Alergi dan Imunitas di Jakarta (6/7).